Sebelumnya gue minta kiss (terima kasih) ma lo semua yang telah berbaik hati mau menginjakkan kursor mouse lo ke blok gue, harap maklum yee, berhubung blog gue masih tahap pembangunan jadi meludah aja sesuka lo, Harap Bantuannya agar blog gue bisa (eneg) enak dipandang. sekali lagi terima kasih

Sabtu, 10 Maret 2012

SISTEM BUMI SEBAGAI PENDUKUNG KEHIDUPAN MANUSIA (EARTH SYSTEM AS HUMAN SYSTEM)

Perubahan iklim telah menjadi isu lingkungan termuka saat ini dan merupakan tantangan bagi seluruh penduduk dunia. Kerena bagaimanapun kita dalam satu lingkup suasana, contohnya efek dari pemanasan global (Global warming) di salah satu bagian dari planet ini pada akhirnya akan dirasakan di bagian lain juga termasuk makhluk hidup di dalamnya.
Dengan melihat gambar siklus Earth System and Human System di atas kita bisa menjelaskan secara sederhana mengenai siklus tersebut dan menunjukkan kerangka antropogenik, dampak dan respon terhadap perubahan iklim, dan hubungan mereka.
Interaksi sistem manusia dengan sistem bumi:

Iklim biasanya digambarkan sebagai rata-rata dan variabilitas temperatur, curah hujan dan angin setelah jangka waktu tertentu, dari beberapa bulan sampai jutaan tahun (perioda klasik adalah 30 tahun). Menurut United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC, dimana perubahan iklim mengacu kepada perubahan iklim yang dihubungkan secara langsung atau tidak langsung kepada aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfir global (Jallow, dkk., 2007).
Aktifitas manusia berperan dalam perubahan iklim dengan cara menyebabkan perubahan konsentrasi gas rumah kaca (GRK), aerosol (partake kecil/debu), dan awan kelabu di atmosfir bumi. Diketahui kontribusi paling besar untuk perubahan ini  berasal dari pembakaran energi fosil yang melepaskan gas karbon dioksida ke atmosfir. Gas Rumah Kaca dan aerosol mempengaruhi iklim dengan cara mengubah radias matahari yang datang dan keluar bumi, diantaranya dengan cara menyerap infra merah (radiasi panas) yang merupakan bagian dari kesimbangan energi bumi.
Banyak dari aktivitas manusia seperti (penebangan hutan, penggunaan bahan bakar fosil dalam transportasi, pemanasan dan pendinginan bangunan-bangunan serta produksi berbagai barang yang diperlukan manusia) yang menghasilkan emisi empat gas rumah kaca utama yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oxide (N2O) dan halocarbon (sekelompok gas yang mengandung uorine, chlorine, dan bromine).

Karakteristik GRK utama disediakan pada table 1.



Akibat dari Climate process drivers mengakibatkan berjuta-juta ton CO2 setiap hari berpindah ke atmosfer bersama dengan emisi GRK lainnya. Hal ini menyebabkan panas yang seharusnya lepas ke angkasa luar memantul kembali ke permukaan bumi sehingga suhu bumi meningkat.
Peningkatan suhu ini dapat memicu perubahan dalam banyak aspek baik dari cuaca seperti pola angin, energi potensial konvektif, jumlah, tipe dan frekuensi hujan serta frekuensi cuaca ektrim lainnya.

sistem manusia serta sistem bumi yang rentan terhadap perubahan iklim dapat berdampak pada berbagai sector. Dalam jangka pendek anomaly iklim telah mengakibatkan bencana hidrologi seperti banjir, kekeringan dan angin topan. Perubahan iklim yang telah menimbulkan beberapa bencana yang memiliki kemungkinan untuk menjadi lebih buruk di masa mendatang.
Dampak peningkatan suhu terhadap tanaman pangan menurut Las (2007) adalah terjadinya peningkatan transpirasi yang menurunkan produktivitas, peningkatan konsumsi air, percepatan pematangan buah/biji yang menurunkan mutu hasil, dan perkembangan beberapa organisme penggangu tanaman. Dampak perubahan pola hujan juga mempengaruhi waktu dan musim tanam, pola tanam, degradasi lahan, kerusakan keanekaragaman hayati.
Perubahan iklim juga dapat menjadi suatu ancaman terhadap kesehatan masyarakat global. Dari hasil penelitian Cambell-Lendrum (2007), pemanasan global dapat menyebabkan efek heat-island, yang secara dramatis di Eropa pada musim panas tahun 2003 menyebabkan kematian lebih dari 35.000 orang penduduk.
Secara tidak langsung, semua itu akan mempengaruhi kesehatan manusia baik dari sisi semakin meningkatnya pertumbuhan hewan pembawa penyakit seperti nyamu, juga ancaman terhadap ketersediaan air bersih, krisis pangan, dan kebersihan lingkungan, akhirnya dapat keseluruhan adalah mengancam jiwa manusia.

Dari dampak dan kerentanan tersebut dapat mempengaruhi social ekonomi dan kelembangaan. Contohnya di Indonesia, sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang besar dan kemampuan ekonomi yang rendah berada pada posisi yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Dengan naiknya permukaan air laut setinggi satu meter akan menyebabkan masalah besar pada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, seperti kehilangan tempat tinggal dan sumber daya.
Dari gambaran dampak perubahan iklim terhadap berbagai sektor di atas akhirnya perubahan iklim mempunyai implikasi terhadap aktivitas ekonomi suatu daerah, suatu wilayah, bahkan mungkin untuk seluruh dunia. Selain dampak yang secara langsung berpengaruh terhadap berbagai aktivitas manusia, biaya sosial dan ekonomi juga harus dikeluarkan untuk memperlambat pemanasan global juga sangat tinggi.

Mitigasi dalam kamus John M. Echols dan Hassan Shadily atinya pengurangan. Sedangkan adaptation atau adaptasi artinya penyesuaian diri. Kedua istilah ini menjadi penting karena menyangkut strategi menghadapi perubahan alam. Melalui mitigasi, usaha yang dapat dilakukan adalah mengurangi sebab pemanasan global dari sumbernya. Gunanya agar laju pemanasan itu melambat. Dan pada saat bersamaan, dapat dilakukan persiapan diri untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sehingga diharapkan akan ditemukan suatu titik temu yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
Dalam skala kecil, mitigasi bisa berupa gerakan cinta lingkungan seperti pengelolaan sampah, bike to work, mengurangi penggunaan plastik, menggunakan AC yang non CFC, hemat energi dan lain sebagainya. Sedangkan beradaptasi dapat dilakukan dengan melakukan penataan lansekap lingkungan, penghijauan, menjaga daerah resapan, re-use, recycling dan lain-lain.

Siklus tersebut akan berputar secara terus-menerus









Referensi
Jurnal

SISTEM BUMI SEBAGAI PENDUKUNG KEHIDUPAN
MANUSIA (EARTH SYSTEM AS HUMAN LIFE SUPPORT)

PERUBAHAN IKLIM DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
OLEH
YENI HENDRIANI

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PERUAHAN IKLIM
OLEH
ATI HARMONI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar